Kapanlagi.com – Majelis Lucu Indonesia atau MLI baru saja menggelar sebuah pertunjukan stand up comedy yang tak biasa bertajuk ‘Maaf Saya Tertangkap’ di kawasan Senen, Jakarta Pusat belum lama ini. Digelar secara rahasia, para penonton diberikan peta untuk mencari lokasi pertunjukan yang berlokasi disebuah gedung tua.
Meski terkesan menyeramkan layaknya memasuki markas gembong narkoba seperti difilm-film, antusia penonton sangat luar biasa. Hal ini terbukti dari penuhnya deretan bangku penonton yang tak sabar menunggu aksi dari para komika andalan Majelis LUcu Indonesia.
Gian Luigi selaku general manager MLI mengatakan bahwa ia dan jejeran timnya sangat puas melihat gelaran ‘Maaf Saya Tertangkap’. Ia pun mengatakan bahwa semua yang dirasakan dan yang dialami oleh penonton sudah terkonsep secara matang, termasuk pemilihan lokasi yang tak biasa.
“Penonton terlihat happy banget, karena ini show yang sudah kita konsepkan, jadi nggak dadakan. Kita tahu Coki udah nggak sama MLI ini sebuah back-up plan kalau ada apa-apa sama Coki dan hari ini gue cuma bisa bilang bahwa yang ditampilkan oleh MLI bukan acara stand up dan roasting, tapi ini experience comedy,” ungkap Gian Luigi.
1. Coki Jadi Inspirasi
©KapanLagi.com
Lebih Lanjut Gian Luigi menuturkan salah satu inspirasi dari adanya Maaf Saya Tertangkap ini tak lain dari kasus Coki Pardede, salah satu anggota MLI yang belum lama ini tertangkap polisi karena narkoba.
“Karena kita ingin memberikan experience ke penonton, kita juga punya benang merah yang harus disampaikan ke penonton, ‘Maaf Saya Tertangkap’ Coki karena sabu, ini benang merahnya. Gedung tua identik tempat bandar yang digrebek polisi. Nah, kita mau itu biar rankaian cerita sampai ke penonton,” lanjutnya.
2. Terapkan Protokol Kesehatan Ketat
©KapanLagi.com
Akan tetapi, pastinya banyak pertimbangan MLI untuk menggelar pertunjukan Stand Up secara offline mengingat saat ini masih dalam situasi pandemi Covid 19. Namun dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, Gian mengatakan ‘Maaf Saya Tertangkap’ sukses digelar dengan terjual habis tiket pertunjukan di Jakarta dan ditengah pandemi pula.
“Ya pastilah, dari awal tahun lalu juga ketakuatan itu ada, kita pelan-pelan menangkal pemikiran itu sendiri, kita berikan konsep yang membuat penonton tertarik dan pengen nonton. Dan terbukti ‘Maaf Saya Tertangkap’ sold out di Jakarta di tengah pandemi lagi,” ujarnya.
3. Beberapa Peraturan Saat Nonton
©KapanLagi.com
Selain itu, Gian pun menjelaskan bagaimana MLI menerapkan protokol kesehatan bagi siapa pun yang ingin menonton ‘Maaf Saya Tertangkap’. Tak hanya itu ia pun juga menyebut berbagai peraturan khas MLI ketika penonton menyaksikan pertunjukan Dark Jokes di ‘Maaf Saya Tertangkap’.
“Prokes kita terapkan sesuai dengan aturannya, kita nyiapkan ambulan, nakes dan semua penonton harus wajib vaksin dan antigen, dan pastinya masker,” paparnya.
“Pastinya dilarang merekam vidio selama pertunjukan ini adalah peraturan yang emang di terapka MLI. Kenapa? karena kita pengen yang nonton ini bisa menikmati tanpa merekam dan penonton yang tidak beli tiket jadi penasaran, serta ekslusifitas dari acaranya kita jaga,” pungkasnya.
4. Bisnis Liquid
©KapanLagi.com
Di sisi lain, di masa pandemi seperti ini, MLI rupanya mulai mengembangkan bisnis baru. Tak hanya di bidang komedi dan juga merchandise, MLIjuga merilis bisnis liquid untuk para pecinta vapor.
Langkah MLI ini berawal ketika melihat kegemaran dari para penggemar yang rata-rata adalah pengguna vape, dan hal ini yang juga menjadi dorongan untuk mereka menghadirkan sebuah produk liquid bernama RP singkatan dari Real Pleasure.
5. Cara Unik Untuk Promosi
©KapanLagi.com
MLI yang bekerjasama dengan Revolution Liqquid, juga menghadirkan Coki Pardede, Tretan Muslim, Dono Pradana, dan Rigen Rakelna sebagai brand ambassador.
Selain itu, Tretan Muslim cs ternyata punya cara unik untuk mempromosikan produk terbaru tersebut dengan mendatangin secara random vapestore dengan maksud memberi kejutan pada customer yang membeli produk mereka.